Laman

6.3.11

SIFAT-SIFAT ISTRISHOLEHAH

Assalamu'alaikum warahmatullah
wabarakatuh. Sifat istri shalihah bisa kita
rinci berikut ini berdasarkan
dalil-dalil yang disebutkan
setelahnya: 1. Penuh kasih sayang, selalu
kembali kepada suaminya dan
mencari maafnya. Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-
istri kalian yang menjadi
penghuni surga yaitu istri yang
penuh kasih sayang, banyak anak,
selalu kembali kepada suaminya.
Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan
meletakkan tangannya pada tangan
suaminya seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau
ridha.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257. Silsilah
Al-Ahadits Ash Shahihah, Asy-
Syaikh Al Albani rahimahullah,
no. 287)
2. Melayani suaminya
(berkhidmat kepada suami) seperti menyiapkan makan
minumnya, tempat tidur, pakaian,
dan yang semacamnya.
3. Tidak memberikan Kemaluan
nya kecuali kepada suaminya. Al Quran :
“Perempuan yang berzina dan laki-
laki yang berzina, maka deralah
tiap-tiap seorang dari keduanya
seratus dali dera, dan janganlah
belas kasihan kepada keduanya
mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika
kamu beriman kepada Allah, dan
hari akhirat, dan hendaklah
(pelaksanaan) hukuman mereka
disaksikan oleh sekumpulan
orang-orang yang beriman. (an- Nuur: 2-3).
“Dan janganlah kamu mendekati
zina; sesungguhnya zina itu adalah
suatu perbuatan yang keji. Dan
suatu jalan yang buruk,” (al-Israa’: 32)
“Dan orang-orang yang tidak
menyembah tuhan yang lain
beserta Allah dan tidak membunuh
jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya) kecuali dengan
(alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang
melakukan yang demikian itu,
niscaya dia mendapat
(pembalasan) dosa(nya), (yakni)
akan dilipat gandakan azab
untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam
keadaan terhina,” (al-Furqaan: 68-69).
“Hai Nabi, apabila datang
kepadamu perempuan-perempuan
yang beriman untuk mengadakan
janji setia, bahwa mereka tiada
akan menyekutukan Allah, tidak
akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-
anaknya, tidak akan berbuat dusta
yang mereka ada-adakan antara
tangan dan kaki mereka dan tidak
akan mendurhakaimu dalam
urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan
mohonkanlah ampunan kepada
Allah untuk mereka.
Sesungguhnya Allah maha
Pengampun lagi Maha
Penyayang,” (al-Mumtahanah: 12). HADIS :
Diriwayatkan dari Abu Hurairah
r.a, ia berkata, Rasulullah saw.
bersabda, “Tiga jenis orang yang Allah tidak mengajak berbicara
pada hari kiamat, tidak
mensucikan mereka, tidak
melihat kepada mereka, dan bagi
mereka adzab yang pedih: Orang
yang berzina, penguasa yang pendusta, dan orang miskin yang
sombong,” (HR Muslim [107]). Diriwayatkan dari Abu Hurairah
r.a, bahwasanya Rauslullah saw.
bersabda, “Tidaklah berzina seorang pezina saat berzina
sedang ia dalam keadaan mukmin,” Masih diriwayatkan darinya dari
Nabi saw. beliau bersabda, “Jika seorang hamba berzina maka
keluarlah darinya keimanan dan
jadilah ia seperti awan mendung.
Jika ia meninggalkan zina maka
kembalilah keimanan itu
kepadanya,” (Shahih, HR Abu Dawud [4690]).
Diriwayatkan dari al-Miqdad bin
al-Aswad r.a, ia berkata,
Rasulullah saw. bersabda kepada
para sahabatnya, “Bagaimana pandangan kalian tentang zina?” Mereka berkata, “Allah dan Rasul- Nya telah mengharamkannya maka
ia haram sampai hari kiamat.” Beliau bersabda, “Sekiranya seorang laki-laki berzina dengan
sepuluh orang wanita itu lebih
ringan daripada ia berzina dengan
isteri tetangganya,” (Shahih, HR Bukhari dalam Adabul Mufrad
[103]).
4. Menjaga rahasia-rahasia
suami, lebih-lebih yang berkenaan
dengan hubungan intim antara dia
dan suaminya. Asma’ bintu Yazid radhiallahu ‘anha menceritakan dia pernah berada di sisi
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu kaum lelaki dan
wanita sedang duduk. Beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Barangkali ada seorang suami yang menceritakan apa
yang diperbuatnya dengan
istrinya (saat berhubungan
intim), dan barangkali ada
seorang istri yang mengabarkan
apa yang diperbuatnya bersama suaminya?” Maka mereka semua diam tidak ada yang menjawab.
Aku (Asma) pun menjawab: “Demi Allah! Wahai Rasulullah,
sesungguhnya mereka (para istri)
benar-benar melakukannya,
demikian pula mereka (para
suami).” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jangan lagi kalian lakukan, karena yang
demikian itu seperti syaithan
jantan yang bertemu dengan
syaitan betina di jalan, kemudian
digaulinya sementara manusia
menontonnya.” (HR. Ahmad 6/456, Asy-Syaikh Al Albani
rahimahullah dalam Adabuz Zafaf
(hal. 63) menyatakan ada
syawahid (pendukung) yang
menjadikan hadits ini shahih atau
paling sedikit hasan) 5. Selalu berpenampilan yang
bagus dan menarik di hadapan
suaminya sehingga bila suaminya
memandang akan
menyenangkannya. Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik
perbendaharaan seorang lelaki,
yaitu istri shalihah yang bila
dipandang akan menyenangkannya,
bila diperintah akan mentaatinya
dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya”. (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil
rahimahullah berkata dalam Al-
Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”) 6. Ketika suaminya sedang berada
di rumah (tidak bepergian/
safar), ia tidak menyibukkan
dirinya dengan melakukan ibadah
sunnah yang dapat menghalangi
suaminya untuk istimta’ (bernikmat-nikmat) dengannya seperti puasa,
terkecuali bila suaminya
mengizinkan. Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah)
sementara suaminya ada (tidak
sedang bepergian) kecuali dengan
izinnya”. (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)
7. Pandai mensyukuri pemberian
dan kebaikan suami, tidak
melupakan kebaikannya, karena
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
“Diperlihatkan neraka kepadaku,
ternyata aku dapati kebanyakan
penghuninya adalah kaum wanita
yang kufur.” Ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak
mensyukuri) kebaikannya.
Seandainya salah seorang dari
kalian berbuat baik kepada
seorang di antara mereka (istri)
setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang
tidak berkenan baginya) niscaya
dia berkata: “Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama
sekali.” (HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907)
8. Bersegera memenuhi ajakan
suami untuk memenuhi hasratnya,
tidak menolaknya tanpa alasan
yang syar’i, dan tidak menjauhi tempat tidur suaminya, karena ia
tahu dan takut terhadap berita
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah
seorang suami memanggil
istrinya ke tempat tidurnya lalu
si istri menolak (enggan)
melainkan yang di langit murka
terhadapnya hingga sang suami ridha padanya.” (HR. Muslim no.1436)
9. Melegakan hati suami bila
dilihat. Rasulullah bersabda, ”Bagi seorang mukmin laki-laki,
sesudah takwa
kepada Allah SWT, maka tidak
ada sesuatu yang paling berguna
bagi dirinya,
selain istri yang shalehah. Yaitu, taat bila diperintah, melegakan
bila
dilihat, ridha bila diberi yang
sedikit, dan menjaga kehormatan
diri dan
suaminya, ketika suaminya pergi.” (HR Ibnu Majah). 10. Amanah. Rasulullah bersabda,
”Ada tiga macam keberuntungan
(bagi
seorang lelaki), yaitu: pertama,
mempunyai istri yang shalehah,
kalau kamu
lihat melegakan dan kalau kamu tinggal pergi ia amanah serta
menjaga kehormatan
dirinya dan hartamu …” (HR Hakim). 11, istri shalehah mampu
memberikan suasana teduh dan
ketenangan berpikir
dan berperasaan bagi suaminya.
Allah SWT berfirman, ”Di antara tanda
kekuasaan-Nya, yaitu Dia
menciptakan pasangan untuk diri
kamu dari jenis kamu
sendiri, agar kamu dapat
memperoleh ketenangan bersamanya. Sungguh di dalam
hati yang demikian itu merupakan
tanda-tanda (kekuasaan) Allah
bagi kaum yang
berpikir.”(QS Ar Rum [30]: 21). Demikianlah Istri shaleha itu
menurut Kitab Suci Al Quran dan
Hadis2 sahih….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

masukan anda