Laman

6.3.11

BAHAYA LISAN

Lisan, bentuknya memang relatif
kecil bila dibandingkan dengan
anggota tubuh yang lain, namun
ternyata memiliki peran yang
sangat besar bagi kehidupan
manusia. Celaka dan bahagia ternyata tak lepas dari bagaimana manusia memanajemen lidahnya.
Bila lidah tak terkendali,
dibiarkan berucap sekehendaknya,
alamat kesengsaraan akan segera
menjelang. Sebaliknya bila ia
terkelola dengan baik , hemat dalam berkata, dan memilih
perkataan yang baik-baik, maka
sebuah alamat akan datangnya
banyak kebaikan.. Di saat kita hendak berkata-kata,
tentunya kita harus berpikir
untuk memilihkan hal-hal yang
baik untuk lidah kita. Bila sulit
mendapat kata yang indah dan
tepat maka ahsan (mendingan) diam. Inilah realisasi dari sabda
Rasulullah sholallohu alaihi
wasalam "Barangsiapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhir maka
hendaknya ia berkata yang baik
atau diam ( HR Muslim ) di samping itu kita pun harus
paham betul manakah lahan-medan
kejelekan sehingga lidah kita
tidak keliru memijaknya. Kita
harus tahu apakah sebuah hal
termasuk dalam bagian dosa bagi lidah kita atau tidak? Bila kita
telah tahu , tentunya kita
bersegera untuk
meninggalkannya. Diantara medan-medan dosa bagi
lidah kita antara lain.. *
Ghibah
Ghibah bila didefinisikan maka
seperti yang diungkapkan oleh
Rasulullah sholallohu alaihi
wasalam "Engkau menyebutkan tentang
saudaramu, dengan apa-apa yang
dia benci" terus bagaimana jika
yang kita bicarakan tersebut
memang benar-benar ada pada
saudara kita? "Jika memang ada padanya apa yang engkau katakan
maka engkau telah meng-
ghibahinya, dan bila tidak ada
padanya maka engkau telah
berdusta" (HR. Muslim) Di dalam Al quran , Allah ta'ala
menggambarkan orang yang meng-
ghibahi saudaranya seperti orang
yang memakan bangkai
saudaranya: "Janganlah kalian saling memata-
matai dan jangan mengghibahi
antara satu dengan yang lain,
sukakah kalian memakan daging
saudaranya tentu kalian akan
benci" ( Al Hujurat 12) Tentu sangat menjijikkan makan
daging bangkai , semakin
menjijkkan lagi apabila yang
dimakan adalah daging bangkai
manusia , apalagi saudara kita
sendiri. Demikianlah ghibah, ia pun sangat menjijkkan sehingga
sudah sepantasnya untuk dijauhi
dan dan ditinggalkan. Lebih ngeri bila berbicara
tentang ghibah, apabila kita
mengetahui balasan yang akan
diterima pelakunya. Seperti
dikisahkan oleh Rasulullah
sholallohu alaihi wasalam di malam mi'rajnya. Beliau
menyaksikan suatu kaum yang
berkuku tembaga mencakar wajah
dan dada mereka sendiri. Rasul
pun bertanya tentang keberadaan
mereka, maka dijawab bahwa mereka lah orang-orang yang
ghibah melanggar kehormatan
orang lain. *
Namimah
Kalau diartikan ia bermakna
memindahkan perkataan dari satu
kaum kepada kaum yang lain untuk
merusak keduanya. Ringkasnya "adu domba". Sehingga Allah
mengkisahkan tentang mereka
dalam Al-Qur'an. Mereka yang
berjalan dengan namimah ,
menghasut, dan mengumpat. Di
sekitar kita orang yang punya profesi sebagai tukang namimah
sangat banyak bergentayangan,
dan lebih sering di kenal sebagai
provokator-kejelekan. Namimah
bukan hal yang kecil , bahkan para
ulama mengkatagorikannya di dalam dosa besar . Ancaman
Rasulullah bagi tukang namimah " tidak akan masuk surga orang
yang mengadu domba (HR
Bukhari) akibat namimah ini sangat besar
sekali, dengannya terkoyak
persahabatan saudara karib dan
melepaskan ikatan yang telah
dikokohkan oleh Allah. Ia pun
mengakibatkan kerusakan di muka bumi serta menimbulkan
permusuhan dan kebencian. *
Dusta
Dusta adalah menyelisihi
kenyataan atau realita. Dusta
bukanlah akhlaq orang yang
beriman, bahkan ia melekat pada kepribadian orang munafiq "Tiga ciri orang munafik, apabila
berkata berdusta, apabila
berjanji mengingkari dan apabila
dipercaya berkhianat (HR
Bukhari dan Muslim) padahal orang munafik balasannya
sangat mengerikan "di bawah
kerak api neraka" Dusta pun
mengantarkan pelakunya kepada
kejelekan "Sungguh kedustaan
menunjukkan kepada kejelekan dan kejelekan mengantarkan kepada
neraka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

masukan anda