Laman

22.4.10

BISAKAH KITA MEMANFAATKAN WAKTU

Hidup akan lebih bermakna selama kita sendiri memberikan makna terhadap waktu. Bahkan Al Quran dalam surah Al Ashr memberikan perhatian khusus terhadap nilai dan esensi waktu dengan sebuah peringatan “ Demi waktu, sesungguhnya manusia pasti dalam keadaan rugi, kecuali mereka yang mampu memberikan makna terhadap waktu dengan menunjukan amal prestatif, dan saling berwasiat dalam kebenaran dan kesabaran “
Waktu merupakan rangkaian saat, momen, kejadian atau batas awal dan akhir sebuah peristiwa. Hidup tak mungkin ada tanpa dimensi waktu, karena hidup adalah pemberdayaan lingkungan melalui gerak yang terukur. Bahkan dapat kita katakana bahwa waktu itu adalah salah satu titik sentral kehidupan. Seseorang yang menyia nyiakan waktu, pada hakikatnya dia sedang mengurangi makna hidupnya. Bahkan kesengsaraan manusia bukanlah terletak pada kurangnya harta, tetapi justru karena membiarkan waktu berlalu tanpa makna.
Tidak ada seseorang pun yang meraih sukses kecuali dia merebut lalu menundukan waktu dalam bentuk penggalan penggalan kegiatan, rencana dan target yang harus diraih. Orang yang sukses itu identik dengan tipe manusia yang berdisiplin waktu yang sangat ketat. Pantaslah ada sebuah peribahasa yang mengatakan “ Al Waktu Kasy Syaif ” waktu itu bagaikan pedang “. Apabila tidak mampu mengelolanya dengan baik, dia akan berbalik memenggal lehernya sendiri.
Waktu merupakan ukuran paling berharga dalam setiap kegiatan dan kehidupan. Benyamin Frenklin berkata “ Apakah anda mencintai kehidupan? Maka janganlah memboroskan waktu, sebab waktu merupakan pembentukan kehidupan.
Hidup akan mempunyai makna bukan hanya sekedar melihat posisi diri dalam lingkungan dan gambaran masa depan, tetapi menempatkan pengertian yang paling fundamental bahwa hidup adalah perjalanan waktu menuju KEMATIAN. Sehingga waktu menjadi pendorong untuk mengisi makna hidupnya.
Walau waktu hanya sedetik,tak mungkin kembali karena hidup mengalir, tumbuh dan bergerak. Tidak ada kehidupan tanpa gerak dan pertumbuhan. Bintang memang bergerak, tetapi tidak mampu untuk tumbuh. Dari sejak dahulu, binatang hanya bisa bergerak oleh instingnya, tetapi tidak mampu bertumbuh dan berkembang menuju martabatnya lalu dengan kekuatan pikiran dan kesadaran dirinya dengan Allah Azza Wa jala yang kuat, dia mampu tumbuh dan mengencangkan dirinya mencapai puncak puncak keberhasilan yang diinginkan.
Makna hidup akan terasa berbina dan cemerlang ketika kita semua mampu menggerakkan jasmani. Lalu diarahkan oleh hati nurani yang paling dalam untuk tumbuh sebagai makhluk mulia di muka bumi dengan memberikan makna terhadap waktu yang mengiringi bahkan melekat pada kehidupan kita.
Marilah kita asumsikan saja bahwa umur kita yang produktif adalah 60 tahun, maka akan kita lihat perhitungannya sebagai berikut :
1. Waktu untuk tidur adalah 8 jam/hari berarti 1/3 dari aktifitas kita sehari ini dipakai untuk tidur.
2. Waktu untuk bekerja dibutuhkan 9jam. Jika umur kita yang produktif adalah 60 tahun, berarti secara akumulatif telah menyita umur kita selama 22,5tahun dari umur kita.
3. Waktu shalat, apabila aktivitas shalat @ 15 menit berarti kita hanyalah membutuhkan 1jam lebih 15menit atau untuk memudahkannya, katakanlah 2jam termasuk sunnah dan tahajud. Ini berarti 1/12 jam dipakai untuk ibadah. Jika umur kita 60 tahun = 5 tahun dipakai untuk shalat (bandingkan dengan waktu tidur dan bekerja).
Dengan demikian betapa sedikitnya waktu yang kita nikmati dan betapa sedikitnya waktu yang diminta Allah untuk ibadah shalat, padahal perhitungan tersebut tidak kita masukkan umur balig(dewasa) dimana aklif atau hokum syariat mulai berlaku. Waktu merupakan paying dan esensi kehidupan manusia yang harus diisi dengan gerak.
Betapapun seseorang sangat disiplin dengan waktu serta mempunyai mobilitas atau gerak dan keinginan untuk tumbuh yang tinggi, selama dia gagal memanfaatkan waktu untuk membina hubungannya dengan lingkungan, maka dia masih belum meraih makna hidup.
Karena dimensi waktu mencakup berbagai pengertian yang mencerminkan awal dan akhir sebuah kegiatan,nuansa gerak yang harus dilakukan, dan batasan batasan atau target sebagai kerangka untuk menempuh tujuan tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

masukan anda