Laman

4.11.09

BENCI KARENA CINTA

Bagaimana bisa rasa benci muncul karena didorong rasa cinta? Bukankah pada umumnya rasa cinta itu menghilangkan kebencian? Namun, tidak demikian bagi seorang muslim. Seorang muslim harus bisa menempatkan dua rasa yang berlawanan ini sesuai dengan aturan.

Mungkin ini terlalu abstrak, untuk lebih jelasnya, coba perhatikan sabda Rasulullah n berikut ini,

“Surga itu dihiasi dengan perkara-perkara yang di benci sedangkan neraka dihiasi dengan hal-hal yang disukai.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Demikianlah, jalan menuju surga tidaklah indah seperti jalan menuju neraka. Seseorang yang tidak paham konsep cinta dan benci, tentu akan mudah tergoda memilih jalan neraka. Bagimana tidak, karena jalan itu merupakan jalan setan yang membentang luas, dengan berbagai janji keindahan dan kenikmatan. Namun, jalan itu akan menghantarkan kita menuju kesesatan. Sebab, setan menawarkan kebebasan melampiaskan hawa nafsu dan pemenuhan syahwat.

Ketika manusia menyerahkan diri untuk dikuasai setan, hawa nafsu akan menguasai gerak langkahnya. Segala yang dilarang Allah tampak demikian indah dan menyenangkan. Benar-benar setan menjadikan indah larangan-larangan Allah, menimbulkan kesenangan-kesenangan dari keindahan yang ditawarkannya,

"Maka apakah orang yang dijadikan (setan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh setan)?" (Fathir : 8).

Padahal, cinta dan benci yang berlandaskan hawa nafsu semacam itu jelas-jelas bertentangan dengan konsep cinta dan benci dalam Islam. Sebab, seharusnya kita membenci apa yang dibenci Allah dan mencintai apa yang dicintai-Nya. Oleh karena itu, Allah l memberikan peringatan keras kepada kita,

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan! Barang siapa mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan mungkar." (An Nur : 21).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

masukan anda