Laman

10.4.11

Bidadari Surga, Ainul Mardiyah

Dalam suatu kisah yang dipaparkan Al Yafi’i dari Syeikh Abdul Wahid bin Zahid,
dikatakan: Suatu hari ketika kami sedang bersiap-siap hendak berangkat perang, aku meminta beberapa teman untuk membaca sebuah ayat. Salah seorang lelaki tampil sambil membaca ayat Surah At Taubah ayat 111, yang artinya sebagai berikut : “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan sorga untuk mereka” Selesai ayat itu dibaca, seorang anak muda yang berusia 15 tahun
atau lebih bangkit dari tempat duduknya. Ia mendapat harta warisan cukup besar dari ayahnya yang telah meninggal. Ia berkata:”Wahai Abdul Wahid, benarkah Allah membeli dari orang-orang mu’min diri dan harta mereka dengan sorga untuk mereka?” “Ya, benar, anak muda” kata Abdul Wahid. Anak muda itu melanjutkan:”Kalau begitu saksikanlah, bahwa diriku dan hartaku mulai sekarang aku jual dengan sorga.” Anak muda itu kemudian mengeluarkan semua hartanya untuk disedekahkan bagi perjuangan. Hanya kuda dan pedangnya saja yang tidak.
Sampai tiba waktu pemberangkatan pasukan,ternyata pemuda itu datang lebih awal. Dialah orang yang pertama kali kulihat. Dalam perjalanan ke medan perang pemuda itu
kuperhatikan siang berpuasa dan malamnya dia bangun untuk beribadah. Dia rajin mengurus unta-unta dan kuda tunggangan pasukan serta sering menjaga kami bila sedang tidur. Sewaktu sampai di daerah Romawi dan kami sedang mengatur siasat pertempuran,
tiba-tiba dia maju ke depan medan dan berteriak:”Hai, aku ingin segera bertemu dengan Ainul Mardhiyah . .” Kami menduga dia mulai ragu dan pikirannya kacau,
kudekati dan kutanyakan siapakah Ainul Mardiyah itu. Ia menjawab: “Tadi sewaktu aku sedang kantuk, selintas aku bermimpi. Seseorang datang kepadaku seraya berkata: “Pergilah kepada Ainul Mardiyah.” Ia juga mengajakku memasuki taman yang di bawahnya terdapat sungai dengan air yang jernih dan dipinggirnya nampak para bidadari duduk berhias dengan mengenakan perhiasan-perhiasan yang indah. Manakala melihat
kedatanganku, mereka bergembira seraya berkata:
“Inilah suami Ainul Mardhiyah . . . . .” “Assalamu’alaikum” kataku bersalam kepada mereka. “Adakah di antara kalian yang bernama Ainul Mardhiyah?”
Mereka menjawab salamku dan berkata:“Tidak, kami ini adalahpembantunya. Teruskanlah
langkahmu” beberapa kali aku sampai pada taman-taman yang lebih indah dengan bidadari yanglebih cantik, tapi jawaban mereka sama, mereka adalah pembantunya
dan menyuruh aku meneruskan langkah. Akhirnya aku sampai pada kemah yang terbuat dari mutiara berwarna putih. Di pintu kemah terdapat seorang bidadari yang sewaktu melihat kehadiranku dia nampak sangat gembira dan memanggil-manggil yang ada di
dalam: “Hai Ainul Mardhiyah, ini suamimu datang . …” Ketika aku dipersilahkan masuk
kulihat bidadari yang sangat cantik duduk di atas sofa emas yang ditaburi permata dan yaqut.
Waktu aku mendekat dia berkata:“Bersabarlah, kamu belum diijinkan lebih dekat kepadaku,karena ruh kehidupan dunia masih ada dalam dirimu.”
Anak muda melanjutkan kisah mimpinya: “Lalu aku terbangun, wahai Abdul
Hamid. Aku tidak sabar lagi menanti terlalu lama”. Belum lagi percakapan kami
selesai, tiba-tiba sekelompokpasukan musuh terdiri sembilanorang menyerbu kami. Pemuda itu segera bangkit dan melabrak mereka. Selesai pertempuran aku mencoba meneliti, kulihat anak muda itu penuh luka ditubuhnya dan berlumuran darah. Ia nampak tersenyum gembira, senyum penuh kebahagiaan, hingga ruhnya berpisah dari badannya untuk meninggalkan dunia.

memilah dan memilh teman yg baik

Assalamu'alaikm
Di dalam al-Qur`an dan as-
Sunnah, penyebutan kata-kata; al-
Qarin, ar-Rafiq dan al-Khalil
(semuanya memiliki makna yang
mirip: orang yang selalu menyertai, teman, kekasih) selalu
diiringi dengan arahan-arahan
yang bermanfaat dan isyarat-
isyarat edukatif yang penting.
Manakala seseorang dalam
kehidupan ini harus memiliki teman yang dapat mengajaknya
bicara, curhat, menghibur dan
menasehatinya; maka masalah
memilih teman tentu menjadi
amatlah penting. Karena itu,
harus ada kesungguhan dalam memilih orang yang kita senangi
dan kita kasihi. Sebab seseorang
diukur berdasarkan agama
temannya. Seseorang akan
bersama orang yang ia cintai.
Para ulama sering mengatakan, “Seseorang tidak semestinya
menyepelekan hal memilih siapa
yang layak dijadikan teman, sebab
pertemanan itu memiliki
pengaruh yang teramat besar bagi
seseorang.” Mengenai hal ini, Rasulullah shallallahu 'alahi
wasallam pernah bersabda,
“Seseorang (diukur) berdasarkan
agama temannya; maka hendaklah
salah seorang di antara kamu
melihat siapa yang ia jadikan
kekasih (teman).” (HR.Abu Daud, dishahihkan Syaikh al-Albani)

PESAN CINTA RASULULLAH

MAKNA KEBAHAGIAAN Nabi SAW bersabda Tanda2 kesengsaraan Seseorang :
1. Melupakan Dosa yg telah lalu
padahal Allah mencatatnya.
2.Menyebut2 Amal Kebaikan
padahal ia tidak tau apakah Allah
menerimanya atau menolaknya 3. Melihat Kebawah dalam urusan
Agama
4. Melihat ke Atas dalam urusan
Dunia
(Allah berfirman " Aku hendak
menolongnya tpi Ia tidak berkeinginan kepadaKU" Tanda2 Kebahagiaan Seseorang :
1. Merenungi Dosa yg telah LAlu
2.Melupakan Amal kebaikan yang
telah lewat
3. Memandang orang yang lebih
baik agamanya 4.Memandang kebawah pd urusan
Dunia. Bukan Main Nabi mengingatkan
dlm urusan Dosa,kita diminta
merenunginya,bukan
melupakannya.
Sedangkan dalam amal kebaikan
justru kita diminta mengabaikannya.
jadi jangan merasa aman dan
baik2 saja manakala orang
mengingatkan kekurangan dan
kesalahan kita

ISLAM yang dikehendaki MUSUHMUSUH nya

Islam yang dikehendaki musuh-
musuhnya adalah Islam yang tinggal ahlaq,
tanpa jihad,
adalah Islam yang tinggal ibadah,
tanpa syari'ah,
adalah Islam yang boleh
menyinari rumah-tangga, namun bukan industri atau niaga, adalah Islam yang boleh ada di
masjid dan mushola, tapi bukan
kantor pemerintah dan swasta,
adalah Islam yang boleh bicara
tentang akherat,
tapi tidak tentang cara melayani rakyat,
adalah Islam yang diamalkan para
pertapa shufi, dan bukan para umara' yang
peduli,
bukan alim ulama’ yang hati-hati, bukan kaum aghniya' yang zuhdi
bukan pula mujahidin yang tak
takut mati. Islam yang dikehendaki musuh-
musuhnya adalah Islam yang mengemis pada
Barat,
bukan yang mampu menolong
sendiri ummat,
di Bosnia, di Palestina, atau di
Iraq, di manapun ummat berkhidmat,
apalagi menolong dunia dari
laknat,
future schock, disorientasi
kehidupan,
kerusakan ekosistem, AIDS, narkoba,
dan kesewenang-wenangan
kapitalis keparat. Islam yang dikehendaki musuh-
musuhnya adalah Qur'an dibacakan di
masjid dan arena tilawah,
bukan di sidang kabinet atau
mahkamah, adalah Qur'an disampaikan ke
orang mati atau sekarat,
bukan pada orang hidup yang
sehat, adalah Qur'an diajarkan di
madrasah dan pesantren,
bukan di sekolah bisnis yang
keren, Islam yang dikehendaki musuh-
musuhnya adalah Rasul sebagai panutan
fatamorgana,
sedang selebriti kondang tetaplah
idola,
bahkan terkadang Rasul pun
sekedar, tokoh historis yang juga bisa
salah dan dosa. Ya Allah, Islam seperti inikah
yang kau janjikan sebagai rahmat
bagi seluruh semesta? Dan ummat seperti inikah yang
Kau hadirkan sebagai yang terbaik
ke tengah manusia?